Tuesday, December 13, 2011

Al-Hikam - 02. Agar Hati Tak Teralingi

02. Agar Hati Tak Teralingi

"Amal itu beragam lantaran beragamnya keadaan yang menimpa hati."

"Amal itu kerangka yang mati, dan ruhnya ialah keikhlasan yang ada padanya."

"Pendamlah wujudmu dalam "tanah" tak dikenal, karena sesuatu yang tumbuh dari benih yang tak ditanam (terlebih dahulu), buahnya tiada sempurna."

"Tiada yang berguna bagi kalbu sebagaimana uzlah untuk memasuki medan perenungan."

"Bagaimana hati dapat bersinar sementara gambar dunia masih terlukis dalam cerminnya? Atau, bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah kalau ia masih terbelenggu oleh syahwatnya? Atau, bagaimana hati akan antusia menghadap ke hadirat Allah bila ia belum suci dari "janabah" kelalaiannya? Atau, bagaimana hati mampu memahami kedalaman misteri gaib padahal ia belum bertobat dari kesalahannya?"

"Alam ini gelap. Ia terang hanyalah karena tampaknya Allah di dalamnya. Siapa melihat alam namun tidak menyaksikan Tuhan di dalamnya, padanya, sebelumnya, atau sesudahnya, maka ia benar-benar memerlukan cayaha, dan "surya" makrifat teralingi baginya oleh "awan" benda-benda ciptaan."

"Diantara bukti yang memperlihatkanmu adanya kekuasaan Allah adalah bahwa Dia mengalingimu dari melihat-Nya dengan tabir yang tiada wujudnya di-sisi-Nya."

"Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu dapat mengalingi-Nya, sementara Dialah Yang Menampakkan segala sesuatu? Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu saggup mengalingi-Nya, bila Dia-lah Yang Tampak pada segala sesuatu? Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu mampu mengalingi-Nya, sedangkan Dialah Yang Tampak dalam segala sesuatu? Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu kuasa mengalingi-Nya, padahal Dialah Yang Tampak untuk segala sesuatu? Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu dapat mengalingi-Nya, sementara Dia-lah Yang Ada sebelum ada segala sesuatu? Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu sanggup mengalingi-Nya, bila Dia lebih jelas ketimbang segala sesuatu? Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu mampu mengalingi-Nya, sedangkan Dia Esa, yang tiada disamping-Nya sesuatu apapun? Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu kuasa mengalingi-Nya, padahal Dia lebih dekat kepadamu daripada segala sesuatu? Bagaimana bisa dibayangkan kalau sesuatu dapat mengalingi-Nya, sementara seandainya Dia tak ada, niscaya tak akan ada segala sesuatu? Betapa ajaib, bagaimana keberadaan bisa tampak dalam ketiadaan? Atau, bagaimana sesuatu yang baru bisa bersanding dengan Yang Maha Dahulu."

Artikel Terkait

No comments:

 
;