Friday, May 15, 2009

HAJI (ziarah) bag.4; Pendahuluan Pengarang

Pendahuluan Pengarang


Sebagai orang yang "berpengetahuan luas tentang agama” dan orang yang bidang studinya "sejarah agama-agama", saya mencapai kesimpulan berikut ini sebagai hasil dari kajian dan penelitian dari sejarah perkembangan setiap kepercayaan/ iman dimana saya bandingkan agama apa yang telah lewat di masa lalu dan yang sekarang maupun dalam perbandingan perbedaan antara "kebenaran" dan "realitas" dari agama-agama itu. Kesimpulan saya tidak berdasarkan perasaan-perasaan keagamaan pribadi atau prasangka-prasangka:

Jika kita belajar dan mengevaluasi efektivitas setiap agama dari term-term kebahagiaan dan evolusi manusia, kita akan menemukan bahwa tidak ada kenabian yang selengkap (advanced), kuat, dan (penuh ke) sadar (an) seperti kenabian dari Mohammad (SAW) (yaitu Islam dan peran manusia dalam kemajuan sosial, kesadaran diri, pergerakan, tanggung jawab, ambisi manusia dan perjuangan untuk keadilan; realisme dan naturalness Islam, kreativitas, adaptability nya dengan kemajuan ilmiah dan kemajuan finansial (ekonomi) dan orientasi terhadap peradaban dan masyarakat).

Saat ini, kita akan menemukan bahwa tidak ada kenabian yang tidak terteritorikan (deteriorated) dan telah tertranformasi ke dalam representasi yang sangat berbeda yang sebanyak kenabian dari Mohammad (SAW)!

Nampaknya beberapa daya (kekuatan) yang terdiri dari semua fasilitas fisik serta penasehat-penasehat yang luas ilmunya, terbuka atau diam-diam telah menyewa kelompok filosof sejarah yang paling terdidik dan cerdas, scientis ilmu sosial, pakar sosiologis, psikolog sosial, politisi, ilmuwan kemanusiaan, pakar theologists. orientalists, para ahli dalam studi Islam, Mufassir (Quranic interpreters) dan orang-orang yang dekat dengan literatur Islam, hubungan sosial dari umat Islam, tradisi Muslim, kepribadian Muslim, kelemahan dan kekuatan umat Islam, kepentingan umat Islam, perilaku sosial ekonomi dari umat Islam, peran orang-orang spesial ... untuk sepenuhnya mengubah doktrin Islam melalui pengusiran (penghapusan) penelitian ilmiah dan cermat (teliti) dari Islam dan para Muslim!

Sejauh yang saya tahu, dari pandangan (point of view) yang praktis dan konseptual, pilar yang paling penting dari doktrin Islam yang memotivasi negara Muslim dan membuat warga negara itu sadar, bebas merdeka, terhormat dan bertanggung jawab secara sosial adalah: TAWHEED, JIHAD, dan HAJI.

Sayangnya, pengajaran konsep TAWHEED dibatasi hanya untuk SD saja. Selain itu, mungkin diucapkan pada diskusi filosofi dan teologi yang diselenggarakan oleh pemimpin agama, tetapi diskusi-diskusi itu sangat asing dan tak berguna (tidak dapat diaplikasikan) untuk kehidupan rakyat. Dengan kata lain, hanya keberadaan dan keesaan Tuhan yang diperhatikan - bukan TAWHEED yang sesungguhnya! Adapun konsep JIHAD, adalah benar-benar dilarang dan dikuburkan di pekuburan sejarah. Dasar prinsip Jihad, "mendorong masyarakat untuk melakukan perbuatan baik dan untuk menghindari perbuatan salah" hanya berlaku ketika menyalahkan teman daripada ketika memperbaiki yang melakukan kesalahan. Dan yang terakhir, HAJI dilihat sebagai hal terburuk (Ugliest) dan tindakan yang paling tidak masuk akal yang dilakukan muslim bertahun-tahun.

Musuh Islam telah berhasil membawa perubahan dengan pelaksanaan kebijakan yang unik. "Buku doa" dibawa dari halaman kuburan ke kota sementara Quran Suci telah diambil dari masyarakat di kota dan diberikan kepada mereka yang di kuburan untuk dibacakan pada jiwa-jiwa yang mati. Pendekatan yang sama digunakan di sekolah teologi (madrasah). Quran Al Karim telah dirampas dari tangan siswa yang belajar Islam dan di tempatkan jauh di atas rak; ia digantikan oleh buku prinsip dan diskusi filosofis. Jadi, sangat jelas apa yang dapat dilakukan musuh kepada kita bila Quran tidak hadir dari kehidupan umat Islam dan tidak termasuk dalam kurikulum dari pelajar Muslim!

Apakah intelektual individu yang merasa bertanggungjawab terhadap umat-nya dan seorang muslim yang iman memberkahinya dengan tanggung jawab atau intelektual Muslim yang memiliki dua rasa tanggung jawab ini senang dan duduk pasif (diam saja)? Apakah ia berpikir memilih ke ideologi barat akan menyelamatkan umat-Nya dan memecahkan masalah mereka? NO! ! Oh teman intelektual saya dan saudara Muslim saya - entah Anda merasa bertanggung jawab terhadap masyarakat atau terhadap Allah. Tidak apa-apa, kita berada di kapal yang sama dan dikaruniai tanggung jawab yang sama. Dalam rangka untuk membebaskan diri dan kehormatan kita kembali, yang terbaik adalah menggunakan taktik yang sama yang digunakan musuh kita. Kita harus kembali ke jalur darimana kita dirampok! Oleh karena itu, kita harus membawa Kitab Suci Al Quran dari makam kembali ke kota dan membacakannya kepada mereka yang masih hidup (bukan yang sudah mati atau almarhum)! Kita harus memindahkan Al Quran dari rak, membukanya sebelum para siswa dan membiarkan mereka mempelajarinya. Sejak musuh kita tidak dapat menghancurkan Al Quran, mereka menutupnya dan membiarkannya di pojok untuk dihormati sebagai BUKU SUCI!. Adalah tugas kita untuk kembali menggunakannya sebagai "buku" - sebuah "buku untuk dipelajari" - seperti yang ditunjukan oleh namanya yaitu QURAN (bacaan)!

Kita boleh berharap satu hari Quran akan diterima sebagai buku klasik Islam dari sekolah Islam kita dan digunakan untuk pengajaran Islam kita! Kita boleh berharap dapat melihat suatu hari ketika studi Quran akan diperlukan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar dalam Ijtihad. [Penafsiran hukum Tuhan tentang hal-hal teologis dan hukum]. Jika kita kembali ke Quran dan menjadikannya bagian dari kehidupan kita, kita akan menyadari inti dari Tawheed. Jika kita mempertimbangkan Quran sebagai struktur sistem kita, kita akan menyadari kreativitas dan manfaat dari tugas-tugas seperti: Haji, Jihad [perang suci], Imamat [Kepemimpinan dari Komunitas Islam], Shahadat [Martyrdom] ... dan makna kehidupan kita!!!!

Sekarang mari kita melihat salah satu dari tugas-tugas ini - Haji - dan mencari makna signifikansinya dari sebuah point of view monoteisme. Buku ini adalah ringkasan dari pengalaman dan pemahaman pribadi saya setelah melaksanakan haji tiga kali dan sekali berkeliling Mekkah. Ini hanyalah komentar dan interpretasi terhadap upacara-upacara sederhana oleh hamba Allah. Muslim tidak mempunyai hak untuk melihat ritus berdasarkan tulisan ini karena ini bukan buku tentang "Yurisprudensi Agama" tetapi hanya sebuah karya (paper) untuk membuat Anda berfikir! Saya telah berusaha untuk menginterpretasikan upacara Haji sebagai seorang Muslim yang berhak untuk berbicara tentang haji ketika ia kembali ke rumah. Saya dapat membicarakan pandangan saya dengan orang lain; ini telah menjadi "tradisi" juga. Setiap tahun minoritas yang dapat ikut serta dalam Haji akan berbagi pandangan/pendapat dengan mayoritas yang tidak mempunyai kesempatan ini. Bila ada pemimpin yang bertanggung jawab sebagai yang menunjukkan banyak kepentingan dalam mengajar lebih dari satu juta umat Islam dari berbagai belahan dunia (mis. dari desa-desa yang paling sedikit berkembang dan paling tidak terlatih) seperti yang mereka lakukan dalam makanan, kesehatan, souvenir dan mewah, tetapi menunjukkan jelek dari aristokrasi (yang mana bertentangan dengan Haji) dan jika mereka hanya sedikit consern kepada mewujudkan maksud ritual dibanding dengan teliti (meticulously) terobsesi dan berprasangka tentang melaksanakan ritual mereka sendiri maka haji bisa saja menjadi ajaran Doktrin Islam tahunan yang praktis dan teoretis yang diberikan kepada lebih dari satu juta Muslim perwakilan dari seluruh dunia! Mereka dapat belajar tujuan haji, makna dari kenabian, pentingnya persatuan dan nasib dari bangsa Muslim. Dengan bekal pengetahuan dan informasi, mereka dapat kembali ke negara masing-masing dan kehidupan individu untuk mengajar masyarakat mereka. Akibatnya, seluruh kehidupannya yang haji, dapat tetap menjadi panduan dalam kegelapan kepada masyarakat - seperti berkas cahaya yang gilang-cemerlang dalam kegelapan!

Dr Ali Shariati









-----from:-----
Hajj (The Pilgrimage)
By: Dr Ali Shariati
Diterjemahkan (ke Bahasa Inggris) oleh: Ali A. Behzadnia, M.D. & Najla Denny
Diterjemahkan (ke Bahasa Indonesia dari Edisi Inggris) oleh: Ahmad Wasim

Artikel Terkait

No comments:

 
;