Wednesday, June 1, 2011

Al-Hikam -01. Berserah pada Takdir dan Anugerah

Al-Hikam adalah kumpulan aforisme-aforisme dari Ibn Atha'illah, isinya sungguh menelanjangi hati kita. Ibn Atha'illah sendiri adalah guru dari tarekat aliran Syadziliyyah. Al-Hikam adalah buku beliau yang fenomenal, keindahan gaya bahasanya sungguh membuat kita berdecak kagum, dan kedalaman nasehatnya sungguh membuat kita malu melihat hati kita ditelanjangi sedemikian rupa. Semoga halaman-halaman berikut ini bermanfaat untuk kita.

Sungguh bila buku ini disandingkan dengan puisi-puisi maupun aforisme-aforisme yang sudah saya baca, maka saya mengatakan tiada bandingannya, sebagai sebuah karya seorang manusia.

01. Berserah pada Takdir dan Anugerah


"Salah satu tanda bergantung pada amal adalah berkurangnya harapan tatkala gagal."

"Keinginanmu untuk lepas dari urusan duniawi, padahal Allah membekalimu dengan sarana penghidupan, adalah syahwat yang samar. Sedangkan keinginanmu untuk mendapatkan sarana penghidupan, padahal Allah telah melepaskanmu dari urusan duniawi adalah suatu kemunduran dari cita-cita luhur."

"Menggebunya semangat tak akan mampu menerobos benteng takdir."

"Istirahatkanlah dirimu dari mengatur urusanmu, karena segala yang telah diurus untukmu oleh "Selainmu", tak perlu engkau turut mengurusnya."

"Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu, adalah bukti dari rabunnya mata batinmu."

"Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini."

"Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba, janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. Supaya yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu dan memadamkan cahaya relung hatimu."

"Jika Allah membukakan pintu makrifat bagimu, jangan hiraukan mengapa itu terjadi sementara amalmu amat sedikit. Allah membukakannya bagimu hanyalah karena Dia ingin memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah engkau mengerti bahwa makrifat itu adalah anugerah-Nya kepadamu, sedangkan amal adalah pemberianmu? Maka betapa besar perbedaan antara persembahanmu kepada Allah dan karunia-Nya kepadamu!"

Artikel Terkait

1 comment:

Kang Nie said...

luar biasa, bisaan.... aku bagai terjun bebas ke danau salju...

 
;