Tuesday, July 13, 2010

ARSITEKTUR SYURGA : JAWABAN ATAS BENCANA GLOBAL WARMING

ARSITEKTUR SYURGA : JAWABAN ATAS BENCANA GLOBAL WARMING
Oleh : Ahmad Wasim

Tulisan ini hanya sebuah re-posting tulisan saya sebelumnya --karena masalah teknis dan ketidak-sempurnaan tampilan. Tulisan ini di tulis awal 2008 dan baru di posting Desember 2008. Tidak ada penambahan dan pengurangan sama sekali. Dengan harapan tulisan ini menjadi lebih enak di baca dan di pahami oleh pembaca INTCER Blog.


GLOBAL WARMING

Baru-baru ini PBB atau United Nation Intergovermental Panel on Climate Change (UNIPCC) menggelar perhelatan United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) ke 13 di adakan di Nusa Dua, Bali pada tanggal 3-14 Desember 2007. Tidak kurang 9000-10000 peserta hadir dalam perhelatan tersebut, mereka berasal dari 186 negara. Ditambah dengan kurang lebih 300 NGO (LSM) Internasional yang terlibat didalamnya. Mereka datang ke Bali untuk membahas tentang perubahan cuaca / Pemanasan Global (Global Warming) yang saat ini mulai menghawatirkan kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup di planet dunia kita ini.

Global Warming (Pemanasan Gelobal) adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi, yang disebabkan oleh tingkat pencemaran lingkungan dan eksploitasi alam tanpa batas berakibat sangat mengerikan terhadap keseimbangan ekosistem alam. Salah satu akibatnya adalah mencairnya bongkahan-bongkahan Gunung Es di kutub.

Menurut laporan United Nation Intergovermental Panel on Climate Change (UNIPCC) yang diumumkan di Valencia (19 Nov 2007) sungguh sangat mengerikan, antara 20-30 persen spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan dimuka bumi akan mati jika temperatur naik 1,5 derajat celcius, dan jika naik 3 derajat celcius maka 40-70 persen spesies mungkin punah. Kekeringan akan mengurangi produktifitas lahan dan kualitas air. Air laut naik, sumber air tawar jadi asin, abrasi pantai, badai tropis, gelombang panas, hujan lebat, kebakaran hujan akan meningkat. Pada 2020, diperkirakan 75-250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, kota-kota besar di Asia banjir. Gelombang panas dan menyengat akan melanda Amerika Utara sehingga terjadi perebutan sumber air, dan di Eropa kepunahan spesies akan ekstensif.

Karena penyebab utama Pemanasan Global (Global Warming) adalah meningkatnya karbondioksida, selain uap air, metana yang disebabkan efek rumah kaca dan efek umpan balik panas bumi. Maka cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Karena pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, adalah penyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis dan menyimpan karbon dalam kayunya.


DESKRIPSI AL QUR’AN TENTANG SYURGA


Al Qur’an memberikan ilustrasi gaya arsitektur ideal yang menawarkan kenyamanan, kesenangan dan keindahan maksimal kepada pemakainya dan memperhatikan keseimbangan yang sempurna dengan lingkungan alam serta memanfaatkan dengan maksimal sumberdaya yang disediakan alam, sehingga dapat menghindarkan pemborosan. Hal ini digambarkan secara sederhana antara lain dalam Surat Ali Imron (3): 198, Surat At Taubah (9): 72 dan Surat Al Sajdah (32): 19:

“Akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya, sedang mereka kekal didalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang disisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti”. (Surat Ali Imron (3): 198)

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan (akan mendapat) syurga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka didalamnya, dan mendapat tempat-tempat yang bagus disurga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang lebih besar”. (Surat At Taubah (9): 72)

“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (Surat Al Sajdah (32): 19)


Dengan kata lain, tempat kediaman biasa yang akan mereka huni adalah dalam kebun-kebun yang sarat dengan berbagai fasilitas yang nyaman dan menciptakan kedamaian, tetapi dilengkapi dengan kenikmatan dan kesenangan yang diberikan oleh lingkungan alam.

Al Qur’an mengemukakan lebih lanjut fasilitas-fasilitas tambahan yang diberikan kebun-kebun tempat kediaman ini:

“Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka kedalam surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka didalamnya; mereka didalamnya mempunyai istri-istri yang suci, dan Kami masukkan mereka ketempat yang teduh lagi nyaman”. QS. Al Nisa (4): 57.

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang taqwa ialah (seperti taman). Mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti, sedangkan naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir adalah neraka”. QS. Al Ra’d (13): 35.

“Didalamnya mereka duduk bertelakan diatas dipan, mereka tidak merasakan didalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang sangat, dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat diatas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya sumudah-mudahnya”. QS. Al Insan (76): 13-14.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (disekitar) mata-mata air. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini”. QS. Al Mursalat (77): 41-42.

Penggambaran Al Qur’an yang sederhana dalam bebagai ayat yang lain dan ilustrasi Nabi dalam banyak haditsnya tentang surga inilah kemudian yang merangsang umat Islam untuk mengembangkan satu disiplin ilmu yang sekarang kita kenal dengan seni Arsitektur Islam yang kemudian mempengaruhi arsitektur bangsa-bangsa lain khususnya Eropa, sebagaimana yang ada di Pisa, Genoa, Siena, Fireze dan kota-kota lainnya di Italia. Mengingat hubungannya dengan Mesir yang begitu lama di abad pertengahan. Pengaruh gaya arsitektur dari Islam misalnya penggunaan batu-batu yang berwarna gelap dan terang silih berganti dalam arsitektur kota-kota tersebut diatas.

Sebagaimana disiplin ilmu yang lainnya, Arsitektur dan perkembangannya juga sangat dipengaruhi dan diarahkan oleh ajaran filsafat hidup Al Qur’an. Peradaban Islam menganjurkan agar memanfaatkan secara maksimum semua faktor alam dalam Arsitektur. Hasilnya adalah sebuah kombinasi antara keindahan dan efisiensi yang mencerminkan keseimbangan dengan lingkungan alam.

Deskripsi bangunan-bangunan ideal yang ada ditengah-tengah lingkungan alam ini mendorong perkembangan gaya dan corak arsitektur yang menakjubkan pada awal sejarah Islam. Seperti bangunan istana Al Hambra di Granada, Masjid-masjid indah besar di Cordoba, Sevilla, Madinah Az Zahra dekat Cordoba, Masjid Kubah Batu di Yerusalem, Masjid-masjid Istambul, Masjid Ibnu Thulun di Cairo, Mesir serta Taj Mahal di Agra, India. Begitu pula Masjid-masjid, Benteng-benteng Kastil, Istana-istana, di Spanyol, India, Turkistan dan masih ribuan masjid-masjid dan bangunan indah di seluruh dunia.

Seandainya pemerintahan modern mau mengikuti pola-pola arsitektur Islam dalam penataan dan perencanaan kota, hal itu bukan saja dapat memecahkan masalah persoalan kerusakan lingkungan yang sedemikian mengancam kehidupan perkotaan, melainkan juga akan mampu mengurangi secara drastis perpindahan penduduk secara besar-besaran dari desa-desa ke kota-kota serta membantu mereka hidup bertetangga secara damai dan tenteram, hidup dalam sebuah kesimbangan dengan alam sekitar, meminimalkan sebanyak mungkin penggunaan sumber daya dari luar dan menambah semaksimal mungkin kemampuan mereka untuk hidup secara mandiri.

Demikianlah Al Qur’an telah memberikan ilustrasi inspiratif gaya arsitektur ideal (arsitektur surga), yakni deskripsi bangunan-bangunan ideal yang ada ditengah-tengah lingkungan alam, yang menawarkan kenyamanan, kesenangan dan keindahan maksimal kepada pemakainya dan memperhatikan keseimbangan yang sempurna dengan lingkungan alam serta memanfaatkan dengan maksimal dan bertanggung jawab sumber daya yang disediakan alam, sehingga dapat menghindarkan pemborosan, dan pembalakan/ekploitasi semena-mena terhadap lingkungan alam. Hasilnya adalah sebuah kombinasi antara keindahan dan efisiensi yang mencerminkan keseimbangan dengan lingkungan alam.

Keadaan ideal itu, sebagaimana telah di sebutkan ayat-ayat diatas, adalah solusi yang ditawarkan Al Qur’an, untuk menjawab isu Pemanasan Global (Global Warming).

Semoga kita semua semakin mengerti akan dampak buruk pengrusakan hutan dan tanaman di sekitar kita. Serta semakin sadar untuk menanam dan memelihara hutan dan tanaman sebagaimana diinspirasikan Al Qur’an, untuk keseimbangan dan kenyamanan, kesenangan dan keindahan maksimal (kehidupan ideal) kita di bumi. Wallahu A’lam.

Artikel Terkait

4 comments:

wiz said...

wow..cara pandang yang menarik kang.. ya, ini yang dikhawatirkan oleh para malaikat dulu, yaitu menciptakan mahluk yang akan berbuat kerusakan di muka bumi.. kebayakan dari kita mungkin senengnya merusak ya..tapi yg mau memelihara itu sangat sedikit. salam kenal

Ahmad Wasim said...

Qala : ataj'alu fiha man yufsidu fiha wa yasfikud dima?
Itu ya kang? Salam kenal juga kang. Semoga bermanfaat.

dolspot said...

sekarang kebanyakan mengikuti mode perkembangan(zaman)apa yang mereka lakukan dan pikirkan tanpa mengikuti atau mengamalkan pedoman alqur'an jadi sangat sulit utk merlasikan karena balik lagi dr diri kita sendiri, salam kenal mas.

Ahmad Wasim said...

Salam kenal juga Mas dolspot... Iya mas semua org semau nya sendiri.. mungkin karena mereka tidak tahu dan gak mau tahu kali ya.. Ayat2 Allah semacam ini, banyak sekali. Jika kita berfikir sejenak saja kita dapat menemukan solusi2 yg sudah di persiapkan Allah untuk kita makhluknya. Seperti Ayat2 di atas ini yg sy kira adalah kunci jawaban Allah yg sudah tersedia sejak azali. ;)

 
;