Friday, May 22, 2009

NEGARA ADI DAYA SESUNGGUHNYA DAN WORLD VIEW SHARIATI (DALAM HAJI)

Ucapan terima kasih patut di acungkan kepada AYATULLAH KHOMAINI dan ALI SHARIATI yang membawa IRAN (Islam) seperti saat ini. Terima kasih juga patut di ucapkan kepada penerus Kepemimpinan Iran seperti MAHMUD AHMADINEJAD dan presiden-presiden Iran sebelumnya, terutama Ayatullah Khomaini. Teruskan untuk menjadikan Iran sebagai Negara ADI DAYA sesungguhnya. (Begitu juga saya berharap kepada INDONESIA, ayo Indonesia “harapan masih ada”! Saya menulis khusus tentang Indonesia dalam Negara Besar adalah Negara Ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab). klik di sini. Menceritakan tentang keharuan saya melihat proses-proses demokrasi di negara ini saat artikel itu di tulis.

Kembali ke Iran dan khusus tentang Ali Shariati, umurnya yang masih muda, tidak menghalanginya untuk membuat sebuah pergerakan abadi dan sangat mengesankan kita semua. REVOLUSI ISLAM IRAN, yang kemudian membuat IRAN menjadi Negara ADI DAYA Islam di dunia. IRAN berani menantang kesalahan-kesalahan, hipokrisitas dan standar ganda Amerika di bawah kepemimpinan Bush. Iran adalah Negara Adi daya sesungguhnya saat ini!

Pelajaran apa yang saya dapat dari pengalaman Haji saya? Demikianlah tulisan pertama yang dia torehkan dalam Pendahuluan bukunya, Hajj (The Pilgrimage), yang menjadi pembakuan atas kebiasaan masyarakat Iran ketika selesai menunaikan ibadah haji, yakni menceritakan apa yang ia dapatkan dalam perjalanan haji itu. Pembakuan kebiasaan yang sangat inspiratif dan bahkan menggugah siapa saja yang ingin mendalami alam fikiran pemikir yang satu ini. Selengkapnya (satu paragraph) saya tampilkan untuk anda.

Pelajaran apa yang saya dapat dari pengalaman Haji saya? Pertama harus bertanya – Apa itu Haji (apa artinya)? Pada dasarnya, Haji adalah evolusi manusia menuju Allah. Ini adalah demonstrasi simbolis dari falsafah Penciptaan Adam. Untuk lebih menggambarkan ini, mungkin bisa dikatakan bahwa kinerja (performance) Haji adalah pertunjukan simultan tentang banyak hal, Ia (haji) adalah sebuah "pertunjukkan penciptaan"("show of creation"), sebuah “pertunjukkan sejarah” ("show of history"), sebuah "pertunjukkan persatuan"("show of unity"), sebuah "pertunjukkan ideologi Islam"("show of the Islamic ideology") dan sebuah pertunjukkan dari umat (a show of the Ummah).

Apakah Haji itu? Status social kah? Sebelum berangkat haji, kita harus ''menggugat'' dulu niat, perangkat dan perilaku jiwa kita. Sudah benarkah niat kita? Halalkah uang yang kita gunakan untuk membiayai keberangkatan kita? Jiwa mana yang kita bawa? Jiwa yang hendak bertekuk lutut dan mengakui kehinaan di hadapan Tuhan, ataukah jiwa yang hendak 'memperalat' Tuhan demi status baru sebagai manusia yang gila hormat dan sanjungan? Ataukah sekadar memperpanjang gelar yang kita sandang? Selami jiwa kita dan bunuhlah tikus-tikus busuk yang ada di dalamnya. Dan, selami pula hakikat haji untuk kemudian kita biarkan keagungannya bersemayam dalam jiwa kita, dan memancar jauh ke dalam relung kehidupan sebagaimana dulu Ibrahim as, ''Singa Padang Tauhid''.

Dr. Ali Syariati, melalui ketajaman analisanya, mengajak kita untuk menyelami makna haji. Menggiring kita ke dalam lorong-lorong haji yang penuh makna, bukan yang hampa tak bermakna. Diajaknya kita untuk memahami haji sebagai langkah maju ''pembebasan diri'', bebas dari penghambaan kepada tuhan-tuhan palsu menuju peng-hambaan kepada Tuhan Yang Sejati. Melalui uraiannya yang khas dan membangkitkan semangat, kita diberitahu siapa saja kepalsuan yang ternyata menjadi sahabat, kekasih dan pembela kita, yang harus kita waspadai dan kita bongkar topeng-topeng kemunafikan-nya. Penulis buku ini hendak menunjukkan kepada kita bahwa haji bukanlah sekadar prosesi lahiriah formal belaka, melainkan sebuah momen revolusi lahir dan batin untuk mencapai kesejatian diri sebagai manusia. Dengan kata lain, orang yang sudah berhaji haruslah menjadi manusia yang ''tampil beda'' (lebih lurus hidupnya) dibanding sebelumnya. Dan ini adalah kemestian. Kalau tidak, sesungguhnya kita hanyalah wisatawan yang berlibur ke tanah suci di musim haji. Tidak lebih!

Ali Syariati lahir pada 24 November 1933. Ia meraih gelar doctornya di bidang sastra pada 1963 dari Universitas Sorbonne, Perancis. Selama hidupnya, ia mengabdikan dirinya untuk membangunkan masyarakat Islam dari belenggu kezaliman. Ia syahid di London, Inggris, pada 19 Juni 1977. Berita yang paling beralasan mengenai meninggalnya adalah akibat vokalitasnya yang membuatnya berhadapan dengan penguasa Otoriter dan Zalim. Dalam hal ini eksekutornya adalah agen rahasia SAVAK. Wallahu A’lam.

Artikel Terkait

No comments:

 
;